Minggu, 08/11/2009 05:36 WIB
Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Pergantian 3 kepala staf Tentara Nasional Indonesia secara serentak dinilai tak bisa dilepaskan dari kekisruhan KPK vs Polri belakangan ini. Langkah ini dilakukan sebagai batu loncatan Presiden untuk kemudian mencopot Kapolri dan Jaksa Agung.
Demikian dikatakan mantan Jubir Kepresidenan era Gus Dur, Adhie Massardi di Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Sabtu (7/11/2009) malam.
"Ini (pergantian) bisa dilakukan sebagai batu loncatan agar tidak mencolok, agar terlihat seperti pergantian reguler (Kapolri dan JA)," kata Adhie.
Menurut Adhie, hal ini bisa jadi sebuah blunder. Sebab sejumlah rakyat menginginkan pergantian Kapolri dan Jaksa Agung terkait kekisruhan KPK vs Polri, bukan pergantian rutin biasa.
"SBY diharapkan bersikap seperti Gus Dur dan Habibie. Ketika TNI saat itu jadi simbol buruk masyarakat, Prabowo mundur dan Wiranto mundur. Mereka mundur dengan legowo dan bisa menjelaskan kepada masyarakat alasannya mereka cinta korps TNI, mereka tidak mau jadi simbol kesalahan di masyrakat. Dan mereka justru jadi dapat simpatik besar dari masyarakat," jelas Adhie.
Pergantian 3 kepala staf ini, lanjut Adhie, akan menyakitkan bagi tubuh TNI sendiri. "Ini sama saja dengan menyelesaikan masalah dengan masalah baru," pungkasnya.
Seperti diberitakan, KSAD Jenderal TNI Agustadi Sasongko akan digantikan Letjen TNI George Toisutta yang saat ini menjabat Pangkostrad. KSAL akan dipercayakan kepada Laksamana Madya Agus Suhartono, menggantikan Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno. Saat ini, Agus Suhartono masih menjabat sebagai Irjen Dephan.
Sementara KSAU akan dijabat Marsekal Madya Imam Sufaat, menggantikan Marsekal Subandrio. Saat ini, Imam Sufaat menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Angkatan Udara.
Demikian dikatakan mantan Jubir Kepresidenan era Gus Dur, Adhie Massardi di Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Sabtu (7/11/2009) malam.
"Ini (pergantian) bisa dilakukan sebagai batu loncatan agar tidak mencolok, agar terlihat seperti pergantian reguler (Kapolri dan JA)," kata Adhie.
Menurut Adhie, hal ini bisa jadi sebuah blunder. Sebab sejumlah rakyat menginginkan pergantian Kapolri dan Jaksa Agung terkait kekisruhan KPK vs Polri, bukan pergantian rutin biasa.
"SBY diharapkan bersikap seperti Gus Dur dan Habibie. Ketika TNI saat itu jadi simbol buruk masyarakat, Prabowo mundur dan Wiranto mundur. Mereka mundur dengan legowo dan bisa menjelaskan kepada masyarakat alasannya mereka cinta korps TNI, mereka tidak mau jadi simbol kesalahan di masyrakat. Dan mereka justru jadi dapat simpatik besar dari masyarakat," jelas Adhie.
Pergantian 3 kepala staf ini, lanjut Adhie, akan menyakitkan bagi tubuh TNI sendiri. "Ini sama saja dengan menyelesaikan masalah dengan masalah baru," pungkasnya.
Seperti diberitakan, KSAD Jenderal TNI Agustadi Sasongko akan digantikan Letjen TNI George Toisutta yang saat ini menjabat Pangkostrad. KSAL akan dipercayakan kepada Laksamana Madya Agus Suhartono, menggantikan Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno. Saat ini, Agus Suhartono masih menjabat sebagai Irjen Dephan.
Sementara KSAU akan dijabat Marsekal Madya Imam Sufaat, menggantikan Marsekal Subandrio. Saat ini, Imam Sufaat menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Angkatan Udara.
(mpr/lrn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar