Presiden pun kemudian melanjutkan dengan sindirannya terhadap para pengkritik.
Senin, 28 Desember 2009, 16:27 WIB
Ismoko Widjaya, Muhammad Hasits
|
"Masyarakat kita suka hemat. Dalam kata lain, pelit dalam mengucapkan ucapan terima kasih atau memberikan penghargaan kepada pihak lain," kata Presiden SBY di Istana Negara, Jakarta, Senin 28 Desember 2009.
"Dan kalau menyalahkan cepet-cepetan, itu nyatanya. Dan kreatif menyalahkan, menghujat, mengkritik meskipun itu bisa menjadi obat."
Presiden pun kemudian melanjutkan dengan sindirannya terhadap para pengkritik. Presiden bahkan menganologikan para pengkritik itu ibarat pemberi obat.
"Ini ibarat orang yang sakit, dikasih obat, walapun rasanya pahit, tapi sembuh. Dengan catatan, dosisnya harus tepat, jenis obatnya harus tepat, pada pasien yang tepat. Yang sakit A yang dikasih obat B, malah sakit," sindir SBY entah ditujukan untuk siapa.
Tidak jelas, apakah kegalauan presiden terkait dengan heboh buku 'Membongkar Gurita Cikeas' yang ditulis George Junus Aditjondro atau soal skandal Bank Century.
Buku Goerge yang membongkar fakta di balik skandal Bank Century membuat Istana gerah. Presiden SBY menganggapnya sebagai fitnah. Lingkungan dekat Istana juga menilai buku itu bias. Namun Presiden belum berencana menuntut George.
ismoko.widjaya@vivanews.com
• VIVAnews