Pariaman (ANTARA News) - Sekitar 16.000 warga korban gempa 7,9 SR di jorong-jorong (kampung) pada tiga Nagari (desa) di Kecamatan VII Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, hingga hari ke 26 pasca bencana belum juga menerima bantuan uang lauk-pauk dari pemerintah kabupaten setempat.

"Korban itu tinggal di Nagari Limau Puik, Kudu dan Padang Alai," tokoh masyarakat setempat Syahril Amiruddin kepada ANTARA di Pariaman, Selasa.

Ia memberi rincian, korban belum menerima bantuan lauk-pauk di Nagari Limau Puruik sekitar 3.000 orang, Nagari Kudu (5.000) dan Nagari Padang alai (8.000).

Ia menyebutkan, data korban yang belum menerima bantuan diberikan oleh pemuka masyarakat di tiga Nagari tersebut dan hal ini sangat disayangkan karena bencana sudah terjadi sejak 26 hari.

"Bahkan di jorong-jorong lainnya bantuan itu sudah mulai dicairkan, tapi mengapa korban di nagari-nagari itu belum juga mendapatkan bantuan tersebut," tambahnya.

Syahril mengaku, sangat mengenal jorong, pemuka dan warga di daerah itu karena selain putra setempat, lokasi itu juga daerah pemilihannya pada saat Pemilu 2009.

Ia mengatakan, tidak mengerti mengapa bantuan untuk korban di tempat itu belum juga cair, padahal dana lauk-pauk sudah diserahkan oleh pemerintah provinsi kepada pemerintah Kabupaten Padang Pariaman.

Saat masalah ini ditanyakan ke Camat setempat, beliau justru mengatakan bantuan dana lauk-pauk hanya bagi 5.000 kepala keluarga (KK) yang rumahnya roboh, sedangkan korban yang belum menerima bantuan itu juga yang rumahnya rusak berat akibat gempa, tambahnya.

"Kami mempertanyakan kemana uang lauk-pauk bagi para korban tersebut. Kami juga khawatir dana itu akan dicairkan bersamaan dengan datangnya bupati sebagai bagian dari promosi menjelang Pilkada 2010," katanya.

Pemprov Sumbar telah menerima seluruh dana bantuan lauk-pauk bagi korban gempa dari pemerintah pusat dan telah pula menyalurkan semuanya kepada pemerintah kabupaten dan kota yang daerahnya kena bencana tersebut.

"Semua dana bantuan lauk-pauk telah kita serahkan ke pemerintah kabupaten/kota dan diharapkan pemda-pemda tersebut mempercepat mendistribusiannya kepada kecamatan hingga ke tangan korban yang membutuhkan," kata Plt Gubernur Sumbar, Marlis Rahman.

Bantuan dana lauk pauk diserahkan dalam tiga tahap oleh Pemprov Sumbar, yang masing-masingnya sebesar Rp22 miliar dan distribusikan ke korban gempa sebesar Rp5.000 per orang per hari untuk satu bulan dalam masa tanggap darurat, tambahnya.

Marlis mengharapkan Pemkab dan Pemkot penerima dana bantuan secepat mungkin menindaklanjutinya dengan melakukan penyerahan dana lauk-pauk kepada korban, agar masyarakat yang terkena bencana sedikit banyak terobati keluh kesahnya.

Bantuan uang lauk-pauk itu diberikan kepada sekitar 500 ribu warga yang menjadi korban gempa karena rumahnya rusak berat atau roboh rata dengan tanah akibat gempa 7,9 SR yang terjadi 30 September 2009.

Dana lauk-pauk itu bersumber dari APBN 2010 yang disalurkan ke Sumbar melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Marlis mengingatkan, semua bentuk bantuan bencana termasuk uang lauk-pauk akan pertanggungjawabkan data penyaluran dan kegiatan yang dilakukan secara transparan dan jelas termasuk siapa yang menerimanya.

Gempa 7,9 SR diikuti tanah longsor di Sumbar menyebabkan 1.117 orang meninggal dunia, 135.448 unit rumah warga rusak berat yang sebagian besar di antaranya roboh rata dengan tanah.

Kemudian, 65.380 unit rumah rusak berat dan 70.604 unit rusak ringan. Lalu, 254 unit gedung pemerintahan rusak berat dan roboh, 83 unit gedung rusak sedang serta 105 unit rusak ringan.(*)